Novel
Cerita Pendek
Jenis-jenis Puisi Lama
- Mantra
- Assalammu’alaikum putri satulung besar
- Yang beralun berilir simayang
- Mari kecil, kemari
- Aku menyanggul rambutmu
- Aku membawa sadap gading
- Akan membasuh mukamu
- Pantun
- Kalau ada jarum patah
- Jangan dimasukkan ke dalam peti
- Kalau ada kataku yang salah
- Jangan dimasukkan ke dalam hati
- Karmina
- Dahulu parang sekarang besi (a)
- Dahulu sayang sekarang benci (a)
- Seloka
- Lurus jalan ke Payakumbuh,
- Kayu jati bertimbal jalan
- Di mana hati tak kan rusuh,
- Ibu mati bapak berjalan
- Gurindam
- Kurang pikir kurang siasat (a)
- Tentu dirimu akan tersesat (a)
- Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
- Bagai rumah tiada bertiang (b)
- Jika suami tiada berhati lurus (c)
- Istri pun kelak menjadi kurus (c)
- Syair
- Pada zaman dahulu kala (a)
- Tersebutlah sebuah cerita (a)
- Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
- Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
- Talibun
- Kalau anak pergi ke pekan
- Yu beli belanak pun beli sampiran
- Ikan panjang beli dahulu
- Kalau anak pergi berjalan
- Ibu cari sanak pun cari isi
- Induk semang cari dahulu
- Balada
-
Gelap mulai mengelilingi bumi
Diantara jalan jalan raya
Mutiara pasang aksi bersama malam
Di jantung perkotaan
Kala pancaran mutiara yang kemilau
Ada diantara jalan jalan raya
Orang banyak sering diam sejenak
Dimalam hari
Di jantung perkotaan
Kadang dalam hati timbul iba
Antara tanya,
Mengapa dia ada diantara jalan jalan raya
Kenapa ia menempuh jalan pintas
Dijantung perkotaan
Doaku pada Tuhan
Semoga mutiara selalu selamat
Pada kembalinya disetiap senja
Yang hampir kelam
-
Gelap mulai mengelilingi bumi
- Himne
- Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
- Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
- Menggeliat derita pada lekuk dan liku
- bawah sayatan khianat dan dusta.
- Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
- menitikkan darah dari tangan dan kaki
- dari mahkota duri dan membulan paku
- Yang dikarati oleh dosa manusia.
- Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
- dunia kehilangan sumber kasih
- Besarlah mereka yang dalam nestapa
- mengenal-Mu tersalib di datam hati.
- (Saini S.K)
- Ode
- Generasi Sekarang
- Di atas puncak gunung fantasi
- Berdiri aku, dan dari sana
- Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
- Generasi sekarang di panjang masa
- Menciptakan kemegahan baru
- Pantun keindahan Indonesia
- Yang jadi kenang-kenangan
- Pada zaman dalam dunia
- (Asmara Hadi)
- Epigram
- Hari ini tak ada tempat berdiri
- Sikap lamban berarti mati
- Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
- Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
- (Iqbal)
- Romansa
- Arti cinta
Cinta akan terasa bahagia
Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti
- Arti cinta
- Elegi
- Senja di Pelabuhan Kecil
- Ini kali tidak ada yang mencari cinta
- di antara gudang, rumah tua, pada cerita
- tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
- menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
- Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
- menyinggung muram, desir hari lari berenang
- menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
- dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
- Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
- menyisir semenanjung, masih pengap harap
- sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
- dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
- (Chairil Anwar)
- Satire
- Aku bertanya
- tetapi pertanyaan-pertanyaanku
- membentur jidat penyair-penyair salon,
- yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
- sementara ketidakadilan terjadi
- di sampingnya,
- dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
- termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
- (WS Rendra)
- Distikon
- Berkali kita gagal
- Ulangi lagi dan cari akal
- Berkali-kali kita jatuh
- Kembali berdiri jangan mengeluh
- (Or. Mandank)
- Terzina
- Dalam ribaan bahagia datang
- Tersenyum bagai kencana
- Mengharum bagai cendana
- Dalam bah’gia cinta tiba melayang
- Bersinar bagai matahari
- Mewarna bagaikan sari
- (Sanusi Pane)
- Kuatrain
- Mendatang-datang jua
- Kenangan masa lampau
- Menghilang muncul jua
- Yang dulu sinau silau
- Membayang rupa jua
- Adi kanda lama lalu
- Membuat hati jua
- Layu lipu rindu-sendu
- (A.M. Daeng Myala)
- Kuint
- Hanya Kepada Tuan
- Satu-satu perasaan
- Hanya dapat saya katakan
- Kepada tuan
- Yang pernah merasakan
- Satu-satu kegelisahan
- Yang saya serahkan
- Hanya dapat saya kisahkan
- Kepada tuan
- Yang pernah diresah gelisahkan
- Satu-satu kenyataan
- Yang bisa dirasakan
- Hanya dapat saya nyatakan
- Kepada tuan
- Yang enggan menerima kenyataan
- (Or. Mandank)
- Sektet
- Merindu Bagia
- Jika hari’lah tengah malam
- Angin berhenti dari bernapas
- Sukma jiwaku rasa tenggelam
- Dalam laut tidak terwatas
- Menangis hati diiris sedih
- (Ipih)
- Septime
- Indonesia Tumpah Darahku
- Duduk di pantai tanah yang permai
- Tempat gelombang pecah berderai
- Berbuih putih di pasir terderai
- Tampaklah pulau di lautan hijau
- Gunung gemunung bagus rupanya
- Ditimpah air mulia tampaknya
- Tumpah darahku Indonesia namanya
- (Mohammad Yamin)
- Oktaf atau Stanza
- Awan
- Awan datang melayang perlahan
- Serasa bermimpi, serasa berangan
- Bertambah lama, lupa di diri
- Bertambah halus akhirnya seri
- Dan bentuk menjadi hilang
- Dalam langit biru gemilang
- Demikian jiwaku lenyap sekarang
- Dalam kehidupan teguh tenang
- (Sanusi Pane)
- Soneta
- Gembala
- Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
- Melihat anak berelagu dendang ( b )
- Seorang saja di tengah padang ( b )
- Tiada berbaju buka kepala ( a )
- Beginilah nasib anak gembala ( a )
- Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
- Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
- Pulang ke rumah di senja kala ( a )
- Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
- Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
- Melagukan alam nan molek permai ( a )
- Wahai gembala di segara hijau ( c )
- Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
- Maulah aku menurutkan dikau ( c )
- (Muhammad Yamin)
Puisi Kontemporer
- Puisi Mantra
- Shang Hai
- ping di atas pong
- pong di atas ping
- ping ping bilang pong
- pong pong bilang ping
- mau pong? bilang ping
- mau mau bilang pong
- mau ping? bilang pong
- mau mau bilang ping
- ya pong ya ping
- ya ping ya pong
- tak ya pong tak ya ping
- ya tak ping ya tak pong
- sembilu jarakMu merancap nyaring
- (Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
- Puisi Mbeling
- Sajak Sikat Gigi
- Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
- Di dalam tidur ia bermimpi
- Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
- Ketika ia bangun pagi hari
- Sikat giginya tinggal sepotong
- Sepotong yang hilang itu agaknya
- Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
- Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
- (Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
- Puisi Konkret
- Doktorandus Tikus I
- selusin toga
- me
- nga
- nga
- seratus tikus berkampus
- diatasnya
- dosen dijerat
- profesor diracun
- kucing
- kawin
- dan bunting
- dengan predikat
- sangat memuaskan
- (F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)