Fisiologis dan Arsitektur Saraf dari Bahasa dan Bicara

Berbicara adalah modalitas dasar untuk bahasa di dalam semua kultur. Produksi dari bahasa lisan bergantung pada kapasitas mutakhir untuk mengkontrol bibir, lidah dan komponen-komponen lain dari peralatan vokal, kemampuan untuk secara akustik menerjemahkan suara lisan, dan peralatan neurologis dibutuhkan untuk memperoleh dan menghasilkan bahasa.  Kajian terhadap dasar genetis bagi bahasa manusia berada dalam tahap yang baru dimulai, dan satu-satunya gen yang telah secara positif mempengaruhi dalam produksi bahasa adalah FOXP2, yang mana, jika dipengaruhi oleh mutasi, mungkin menyebabkan semacam kelainan bahasa bawaan.

Bahasa dan Otak

Otak adalah pusat koordinasi dari semua aktivitas linguistik: ia mengatur produksi kognisi linguistik dan pemaknaan dan mekanika dari produksi lisan. Pengetahuan kita mengenai dasar neurologis untuk bahasa masih terbatas, meskipun telah dianggap berkembang lewat penggunaan tekni pencitraan modern. Disiplin linguistik yang mendedikasikan untuk meneliti aspek-aspek neurologis dari bahasa disebut dengan neurolinguistik.
Penelitian awal dalam neurolinguistik mengikutkan penelitian bahasa terhadap orang dengan luka pada otak, untuk melihat bagaimana luka pada area tertentu mempengaruhi bahasa dan bicara. Dengan cara ini para neurosaintis di abad 19 menemukan bahwa dua area dalam otak secara krusial mempengaruhi pemrosesan bahasa: area Wernicke yang berada di bagian belakang dari superior temporal gyrus di dalam belahan otak serebral dominan. Orang dengan luka di area otak ini memiliki Aphasia reseptif, suatu kondisi di mana terdapat kerusakan mayor terhadap komprehensi bahasa, sementara berbicara masih dengan ritme yang alami dan relatif normal struktur kalimat. Area lainnya adalah area Broca yang berada di belakang inferior frontal gyrus dari belahan otak yang dominan. Orang dengan luka pada area ini memiliki aphasia ekspresif, yang berarti bahwa mereka "apa yang ingin mereka katakan, mereka hanya tidak dapat mengeluarkannya". Mereka umumnya mampu memahami apa yang dikatakan kepada mereka, tapi tidak mampu berbicara secara fasih. Simtom-simtom lain yang mungkin ada pada aphasia Broca termasuk bermasalah dengan kelancaran, artikulasi, menemukan-kata, pengulangan kata, dan menghasilkan dan memahami kalimat dengan tata-bahasa kompleks, baik secara oral maupun tulisan. Mereka juga memperlihatkan pembicaraan yang tidak terstruktur dan ketidakmampuan menggunakan bahasa isyarat, secara analogi untuk memperlihatkan bagaimana mereka mempengaruhi bicara, dengan aphasia Broca menyebabkan si pengisyarat memberi isyarat dengan lambat dan dengan tata-bahasa yang tidak benar, namun pada pengisyarat dengan aphasia Wernicke akan fasih berisyarat, tapi hanya sedikit masuk akal oleh orang lain dan sulit memahami isyarat-isyarat dari orang lain. Hal ini memperlihatkan bahwa gangguan tersebut adalah spesifik terhadap kemampuan untuk menggunakan bahasa, dan bukan pada fisiologi yang digunakan untuk produksi bicara.
Dengan kemajuan teknologi pada akhir abad 20, neurologi juga telah mengadopsi teknik non-invasif seperti pencitraan resonansi magnetis fungsional (fMRI) dan elektrofisiologi untuk mempelajari pemrosesan bahasa dalam individu tanpa gangguan.

Anatomi dari Lisan

Bahasa lisan bergantung pada kemampuan fisik kita untuk menghasilkan suara, suatu gelombang longitudinal disebarkan lewat udara pada suatu frekuensi yang dapat menggetarkan gendang telinga manusia. Kemampuan ini bergantung pada fisilogi dari organ-organ lisan manusia. Organ-organ tersebut teridiri dari paru-paru, kotak suara (laring) dan sistem vokal atas - tenggorokan, mulut dan hidung. Dengan mengkontrol bagian-bagian berbeda dari peralatan lisan aliran udara dapat dimanipulasi untuk menghasilkan suara lisan yang berbeda.
Suara lisan dapat dianalisa menjadi suatu kombinasi dari elemen-elemen segmentasi dan suprasegmentasi. Elemen segmentasi adalah yang mengikuti satu sama lain secara berurutan, dan biasanya direpresentasikan dengan huruf-huruf berbeda dalam skrip alfabet seperti pada skrip Romawi. Dalam bicara bebas, tidak ada batasan jelas antara satu segmen dengan lainnya, tidak juga umumnya ada jeda suara antara kata. Segmen-segmen oleh karena itu dibedakan dengan suara-suara berbeda yang merupakan hasil dari artikulasi mereka yang berbeda, dan mereka dapat berbentuk huruf vokal atau konsonan. Fenomena suprasegmentasi melingkupi elemen-elemen seperti stres, tipe fonasi, warna nada suara dan prosodi atau intonasi yang kesemuanya bisa mempengaruhi segmen-segmen lain. 
Segmen konsonan dan vokal digabungkan untuk membentuk silabel, yang kemudian digabungkan untuk membentuk pengucapan; hal ini dapat dibedakan secara fonetis lewat ruang antara dua pernafasan. Secara akustik, segmen-segmen berbeda ini dikarakterisasikan oleh struktur formant berbeda, yang dapat terlihat dalam suaut spectogram dari rekaman gelombang suara (lihat gambar Spectogram dari struktur formant dari tiga huruf vokal bahasa Inggris). Forman adalah puncak amplitudo dalam spektrum frekuensi dari suatu suara tertentu. 
Huruf vokal adalah suara-suara yang tidak memiliki gesekan bunyi yang disebabkan oleh mendekatnya atau terhalangnya beberapa bagian dari sistem vokal atas. Mereka beragam secara kualitas bergantung pada tingkat peralatan bibir dan letak dari lidah dalam rongga oral.  Huruf vokal disebut vokal tertutup saat bibir secara relatif tertutup, sebagaimana pada pengucapan dari huruf vokal Templat:Ipa (Inggris "ee"), atau vokal terbuka saat bibir secara relatif terbuka, sebagaimana pada huruf vokal Templat:Ipa (Inggris "ah"). Jika lidah terletak pada bagian belakang mulut maka kualitasnya berubah, membuat huruf vokal seperti Templat:Ipa (Inggris "oo"). Dan kualitasnya juga berubah bergantung apakah bibir membulat atau tidak, membuat perbedaan seperti antara Templat:Ipa (huruf vokal tidak membulat seperti pada Inggris "ee"") dan Templat:Ipa (vokal depan membulat seperti pada Jerman "ΓΌ".
Konsonan adalah suara-suara yang memiliki gesekan bunyi atau penutupan pada poin tertentu dalam sistem vokal atas. Suara konsonan beragam dari tempat artikulasi, contohnya tempat dalam sistem vokal di mana aliran udara terhambat -- umumnya pada bibir, gigi, alveolar ridge, palate, velum, uvula atau glottis. Setiap tempat artikulasi menghasilkan sekumpulan suara yang berbeda, yang lebih lanjuta dibedakan oleh cara artikulasi -- jenis dari gesekan -- baik tertutup penuh, pada kasus di mana konsonan disebut oklusif atau stop, atau tingkatan berbeda dari peralatan membentuk fricative dan approximant. Konsonan juga dapat dibunyikan atau tidak dibunyikan, bergantung apakah pita vokal di set dalam vibrasi oleh aliran udara selama menghasilkan suara. Bunyi adalah yang membedakan Inggris Templat:Ipa pada bus (sibilant tak berbunyi) dengan Templat:Ipa pada buzz (sibilant berbunyi). 
Beberapa suara lisan, baik vokal dan konsonan, melibatkan pengeluaran aliran udara lewat lubang nasal, dan hal ini disebut nasal atau suara nasalisasi. Suara-suara lainnya didefinisikan dengan cara lidah bergerak dalam mulut: seperti suara l (disebut lateral, karena udara mengalir pada kedua sisi lidah), dan suara r (disebut rhotics yang dikarakterisasikan dengan bagaimana lidah diposisikan relatif dengan aliran udara.
Dengan menggunakan organ-organ bicara tersebut, manusia dapat menghasilkan ratusan suara berbeda: beberapa sering muncul pada bahasa-bahasa di dunia di mana yang lainnya lebih umum pada rumpun bahasa tertentu, atau wilayah bahasa, atau bahkan spesifik pada satu bahasa.
tanda tangan