MENILAI KARYA MELALUI KRITIK DAN ESAI

A. Pengertian Kritik dan Esai Sastra

Kritik  dan  esai  adalah  dua  jenis  tulisan  yang  hampir  sama.  Keduanya  sama-sama  mengungkapkan  pendapat  atau  argumen.  Namun,  penulis  kritik  dan  esai  haruslah  melakukan  analisis  dan  penilaian  secara  objektif  terlebih  dahulu agar dapat dipercaya.

Kritik sastra adalah bidang studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra yang sedang dihadapi kritikus. Sedangkan esai adalah karangan yang berisi kupasan atau tinjauan tentang suatu poko masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendapat, atau ideologi yang disusun secara populer berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya (bersifat subjektif).

Cara penulisan esai lebih bebas. Sementara kritik sastra, objek penilaiannya hanya dunia sastra. Dalam penilaiannya, karya sastra bersifat objektif dan harus menyertakan alasan dan bukti baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbeda dengan kritik sastra, objek pembahasan esai adalah permasalahan umum yang bersifat subjektif.

 

B. Ciri-ciri Kritik dan Esai Sastra

a. Ciri-ciri Kritik Sastra yaitu:

-    Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.

-    Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.

-    Pertimbangan bersifat obyektif.

-    Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.

-    Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.

-    Tidak berprasangka.

-    Tidak terpengaruh siapa penulisnya.

b. Ciri-ciri Esai yaitu :

-    Berbentuk prosa.

-    Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

-    Memiliki gaya pembeda, Seorang penulis esai yang baik memiliki karakter tulisan yang khas yang membedakannya dengan tulisan orang lain.

-    Selalu tidak utuh. Artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.

-    Memenuhi keutuhan penulisan.

-    Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.

Ciri-ciri kritik sastra dan esai yang baik adalah selalu mempertimbangkan empat komponen berikut ini. a. Data atau fakta b. Inference atau kesimpulan c. Evaluasi atau judgment d. Penilaian Selain itu, juga harus didukung oleh intuisi penulis secara tajam dan kritis. Dalam hal ini seseorang memberikan kritik sastra haruslah memahami banyak hal, diantaranya: a. Teori sastra b. Teori kritik c. Prinsip-prinsip syarat dalam mengkritik suatu karya.

 

C. Struktur Kritik Sastra dan Esai

Kritik sastra dan esai secara umum memiliki struktur yang sama, yaitu pendahuluan/orientasi, isi, dan penutup/reorientasi. Pada dasarnya, bagian pendahuluan berisi tentang pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran tentang gagasan atau pembahasan yang akan ditulis pada bagian isi. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis. Kalimat tesis merupakan gagasan utama kritik maupun esai yang dinyatakan secara jelas dan eksplisit. Kalimat tesisi ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam bagian isi.

Bagian isi merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya terdiri dari beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detail agar argumen lebih meyakinkan. Gagasan spesifik ini merupakan kalimat pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis.

Kemudian, bagian penutup. Penutup disajikan dalam satu paragrag simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas pendapat yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas masalah yang ditulis. Menutup esai dengan paragraf efektif akan memberikan kesan ketuntasan bagi pembaca sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

Dalam kritik sastra mengandung kritik yang meliputi empat hal, yaitu mendeskripsikan, menganalisis, menafsirkan, dan menilai. Deskripsi merupakan tahap kegiatan memaparkan data apa adanya, misalnya mengklasifikasikan data sebuah cerpen atau novel berdasarkan urutan cerita, mendeskripsikan nama-nama tokoh, mendata latar tempat dan waktu, dan mendeskripsikan alur setiap bab atau episode. Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antarunsur-unsur tersebut. Sementara, menafsirkan dapat diartikan sebagai memperjelas maksud karya sastra dengan cara: (a) memusatkan interpretasi kepada ambiguitas, kias, atau kegelapan dalam karya sastra, (b) memperjelas makna karya sastra dengan jalan menjelaskan unsur-unsur dan jenis karya sastra. Seorang kritikus yang baik tidak lantas terpukau terhadap apa yang sedang dinikmati atau dihayatinya, tetapi dengan kemampuan rasionalnya seorang kritikus harus mampu membuat penafsiran-penafsiran sehingga karya sastra itu datang secara utuh. Penilaian dapat diartikan menunjukkan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah dilakukan. Dalam hal ini, penilaian seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan dasar-dasar kritik sastra yang dianut.

Sedangkan dalam esai terkandung opini yang ingin disampaikan yang memenuhi batasan sebagai berikut:

1.  Opini. Sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang tampaknya benar, valid, atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang dan apa yang dipikirkan seseorang.

2. Ujilah opini Anda dengan definisi di atas untuk menilai apakah Anda telah memiliki topik esai yang baik. Apakah opini tersebut didasari atas keyakinan mutlak? Atau pengetahuan yang shahih?

Pada dasarnya, sebuah esai terbagi dalam minimal lima paragraf, yaitu:

1.  Paragraf pertama. Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut dengan esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas ya RG Squad, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam beberapa sub topik.

2.  Paragraf kedua, ketiga, dan keempat. Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.

3.  Paragraf kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.

 

D. Prinsip Penulisan Kritik dan Esai

a. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.

b. Pendekatan yang digunakan harus jelas,  apakah persoalan  didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif.

c. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

d. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Untuk dapat menulis kritik dan esai dengan baik diperlukan latihan yang terus-menerus. Sebagai langkah-langkah menulis kritik dan esai perlu Anda perhatikan hal-hal berikut. a. Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik. b. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung. c. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan yang kontra. d. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema. e. Memulai untuk menulis kritik atau esai. f. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi. g. Mengirimkan ke media massa cetak.

 

E. Jenis-Jenis Kritik Sastra dan Esai

Jenis kritik sastra diantaranya:

1. Berdasarkan bentuk: kritik teoritis dan kritik terapan

a. Kritik teoritis adalah kritik sastra yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan pengarangnya.

b. Kritik terapan, merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulisnya. Misalnya buku Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei Jilid II (1962) yang mengkritik sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio Sastrowardoyo, dan lain sebagainya.

2.  Berdasarkan pelaksanaan: kritik judisial, kritik induktif, dan kritik impresionistik.

a. Kritik judisial adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokonya, organisasinya, teknik serta gayanya, dan mendasarkan pertimbangan individu kritikus atas dasar standar umum tentang kehebatan karya sastra.

b. Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala alam secara objektif tanpa menggunakan standar tetap di luar dirinya.

c. Kritik impresionistik adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata dan sifat yang terasa dalam bagian khusus karya sastra dan menyatakan tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan langsung oleh karya sastra.

3.  Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra: kritik mimetik, kritik pragmatis, kritik ekspresif, dan kritik objektif.

a. Kritik mimetik adalah kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek.

b. Kritik pragmatik adalah kritik yang disusun berdasarkan pandangan bahwa sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan, estetika, pendidikan dan sebagainya. Model kritik ini cenderung memberikan penilaian terhadap suatu karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.

c. Kritik ekspresif adalah kritik yang menekankan kepada kebolehan penulis dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin dalam karya tersebut.

d. Kritik objektif adalah kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri. Karya ini menekankan pada unsur intrinsik.

Sedangkan jenis-jenis esai terbagi menjadi enam sebagaimana berikut:

1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat menuliskan objek atau subjek apa saja yang dapat menarik pehatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, pantai, dan sebagainya.

2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat di surat kabar atau majalah. Esai ini memiliki fungsi menyatakan pandangan dan sikap surat kabar atau majalah tersebut terhadap isu tertentu. Dengan esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Esai semacam ini tidak perlu mencantumkan nama penulis.

3. Esai cukilan. Watak esai ini memperbolehkan penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada pembaca. Lewat cukilan itu, pembaca bisa mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.

4. Esai pribadi. Esai ini hampir sama dengan esai cukilan. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara tentang saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.

5.  Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati tentang topik yang penting berhubungan dengan hidup. Misalnya, kematian, politik, pendidikan dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada cendekiawan.

6. Esai kritik. Dalam esai ini penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni; misalnya lukisan, tarian, pahat, patung, teater, dan kesusastraan. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

 

F. Sistematika dan Kebahasaan Kritik Sastra

Berikut ini sistematika kritik sastra, yaitu:

1.  Interpretasi: membaca dan menafsirkan makna yang didapat setelah membaca atau menelaah hal yang akan dikritik. Menafsirkan makna juga dapat dilihat berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya.

2.  Analisis: menelaah mana saja yang menjadi kelemahan dan kelebihannya. Analisis harus dilakukan berdasarkan data yang terdapat objek atau subjek yang dikritik, dengan metode dan teori yang berkaitan.

Berikut ini beberapa kaidah kebahasaan kritik:

1.  Menekankan pada detail sehingga memakai kalimat kompleks. Terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat.

2.  Penggunaan kalimat konteks membutuhkan konjungsi atau kata penghubung.

3.  Bahasa baku sesuai kaidah bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dalam beberapa kritik akademik, penulisan kritik menyerupai karya ilmiah.

4.  Gaya bahasanya menekankan pada argumentasi dan eksposisi.

5.  Dilengkapi dengan rujukan atau referensi.

 

G. Sistematika dan Kebahasaan Esai

Berikut ini sistematika esai, yaitu:

1.  Pendahuluan: berisi latar belakang, informasi, atau identifikasi dari subyek atau obyek yang akan dibahas.

2.  Tubuh esai: narasikan gagasan yang hendak disampaikan. Narasi tersebut dapat disampaikan melalui sub topik atau penjelasan.

3.  Kesimpulan: sebutkan ulang topik yang ingin disampaikan dengan ringkas dilengkapi dengan hasil observasi, penilaian, atau sudut pandang penulis.

Sedangkan, kaidah kebahasaan esai adalah:

1.  Menggunakan kalimat yang efektif dengan susunan SPOK (Subjek, Predikat, Obyek, dan Keterangan) yang jelas.

2.  Bahasa baku sesuai kaidah bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tujuannya agar esai dapat dibaca dan dipahami banyak orang.

3.  Pengungkapan ide atau gagasan disampaikan secara runtun dan logis. Pola pikir penulis esai dapat ditengarai dari logis tidaknya sebuah tulisan.

4.  Menghindari kalimat panjang bertele-tele. Gunakan kalimat pendek dengan pemakaian kata seperlunya. Sehingga gagasan dapat dicerna dengan baik oleh pembaca.

5.  Menggunakan kata rujukan atau referensi.

 

H. Unsur-unsur Kritik dan Esai

1.  Kritik

a.  Memilah kelebihan dan kekurangan dari obyek atau subyek yang dikritik.

b.  Kritik bersifat obyektif.

c.  Menggunakan metode dan kajian teori.

2.  Esai

a.  Menganalisis, mengkaji, atau menarasikan suatu hal dengan sudut pandang pribadi.

b.  Bersifat subyektif.

c.  Menarasikan suatu hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau permasalahan sosial, tidak hanya terbatas pada tanggapan atau komentar.

 

I. Langkah-langkah Menyusun Kritik Sastra dan Esai

1. Kritik Sastra

a.  Memilih karya sastra

b.  Melakukan interpretasi

c. Analisis

2.  Esai

a. Menentukan topik

b. Risset

c. Membuat kerangka

d. Menulis dan menyunting

 

Latihan Soal

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1.  Apa yang dimaksud dengan kritik teoretis?

2.  Jelaskan fungsi kritik sastra sebagai pembinaan apresiasi sastra!

3.  Jelaskan yang Anda ketahui tentang esai reflektif!

4.  Sebutkan ciri-ciri esai!

5.  Jelaskan yang dimaksud pendekatan faktual dan pendekatan imajinatif!

 

Jawaban

1.  Kritik teoritis adalah kritik sastra yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan pengarangnya.

2.  Untuk pembinaan kebudayaan dan apresiasi seni. Kritik sastra berfungsi pula untuk membina tradisi kebudayaan, membentuk suatu tempat berpijak cita rasa yang benar, melatih kesadaran, dan secara sadar pula mengarahkan pembaca kepada pembinaan pengertian tentang makna dan nilai kehidupan.

3.  Esai reflektif adalah esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu politik, kebijakan pemerintah, dan isu penting lain yang sering kali ditulis oleh seorang cendekiawan dalam menanggapi isu-isu yang ada.

4.  Ciri-ciri Esai :

a.  Berbentuk prosa.

b.  Singkat.

c.  Memiliki gaya pembeda.

d.  Selalu tidak utuh.

e.  Memenuhi keutuhan penulisan.

5.  Pendekatan faktual maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra, sedangkan pendekatan imajinatif maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan.

 

Daftar Pustaka

https://123dok.com/document/yjong4pz-bab-menilai-karya-melalui-kritik-dan-esai.html

https://blog.ruangguru.com/hal-hal-penting-pada-penulisan-kritik-dan-esai

https://docplayer.info/31986701-Kritik-sastra-kelas-xii-bahasa-semester-2.html

http://jaddung.blogspot.com/2018/02/pengertian-jenis-jenis-dan-struktur-dalam-kritik-sastra-dan-esai.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/19/100000769/sistematika-dan-kebahasaan-dalam-kritik-dan-esai?page=all

Suryaman, Maman dkk. 2018. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII - Kurikulum 2013 - Edisi revisi 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud 

tanda tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar