Kajian Bahasa

Kajian tentang bahasa, linguistik, telah berkembang menjadi sains sejak deskripsi pertama tata-bahasa dari bahasa tertentu di India lebih dari 2000 tahun lalu. Linguistik sekarang adalah sebuah sains yang memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan bahasa, menelitinya dari semua sudut pandang yang telah dijelaskan di atas.

Sub Disiplin

Kajian akademis terhadap bahasa dilakukan dari banyak area disiplin dan dari sudut pandang teoritis yang berbeda, semuanya memberikan pendekatan modern terhadap linguistik. Sebagai contoh, Deskriptif linguistik membedah tata-bahasa dari sebuah bahasa; teoritikal linguistik mengembangkan teori terbaik untuk mengkonsepkan bahasa sebagai sebuah kajian, berdasarkan pada data dari berbagai macam bahasa manusia yang masih ada; sociolinguistik mempelajari bagaimana bahasa digunakan untuk tujuan sosial memberikan kajian fungsi sosial dari bahasa dan deskripsi gramatikal; neurolinguistik mempelajari bagaimana bahasa diproses dalam otak manusia, dan melakukan percobaan mengenai teori tentang kemampuan bahasa; komputasi linguistik dibangun dari teori dan deskripsi linguistik untuk membangun model komputasi bahasa yang terkadang ditujukan untuk memproses bahasa alami, atau mencoba hipotesis linguistik; dan historikal linguistik bergantung pada tata-bahasa dan deskripsi lexical dari bahasa untuk menyelidiki sejarah tiap-taip bahasa dan membangun pohon rumpun-rumpun bahasa dengan menggunakan metoda komparatif.

Sejarah Awal

Kajian formal bahasa sering dianggap telah bermulai di India oleh Panini, ahli tata-bahasa abad 5 SM yang memformulasikan 3.959 aturan dari morfologi Sanskrit. Namun penulis-penulis Sumeria telah mempelajari perbedaan antara tata-bahasa Bahasa sumeria dan Bahasa Akkadia sekitar 1900 SM. Kemudian tradisi tata-bahasa berkembang pada semua kultur kuno yang mengadopsi tata tulis.
Pada abad ke-17 seorang Tata bahasa Port-Royal dari Prancis mengembangkan ide bahwa tata-bahasa dari semua bahasa merupakan sebuah refleksi dari dasar-dasar pemikiran universal, dan oleh karena itu tata-bahasa merupakan universal. Pada abad ke-18, penggunaan pertama dari metoda komparatif oleh ahli filologi dan India kuno dari Inggris William Jones memicu tumbuhnya linguistik komparatif. Kajian ilmiah dari bahasa diperluas dari Indo-Eropa ke bahasa secara umum oleh Wilhelm von Humboldt. Pada awal abad 20, Ferdinand de Saussure memperkenalkan ide bahwa bahasa sebagai suatu sistem statik dari unit-unit yang saling berhubungan, didefinisikan lewat pertentangan antara mereka.
Dengan memperkenalkan perbedaan analisis bahasa antara diakronik dan sinkronik, dia meletakkan fondasi dari disiplin ilmu linguistik modern. Saussure juga memperkenalkan beberapa dimensi dasar dari analisis bahasa yang masih menjadi dasar dibanyak teori linguistik kontemporer, seperti perbedaan antara sintagma dan paradigma, dan perbedaan Langue-parole, membedakan bahasa sebagai suatu sistem abstrak (Language), dari bahasa sebagai suatu manifestasi konkrit dari sistem itu sendiri (parole).

Linguistik Kontemporer

Sekitar tahun 1960-an Noam Chomsky memformulasikan teori generatif bahasa. Menurut teori tersebut bentuk paling dasar dari bahasa adalah suatu kumpulan aturan-aturan sintaks yang universal untuk semua manusia yang mendasari tata-bahasa dari semua bahasa manusia. Kumpulan aturan tersebut disebut dengan Tata bahasa universal, dan Chomsky menyebutnya sebagai tujuan utama dari disiplin ilmu linguistik. Karena alasan tersebut tata-bahasa dari setiap bahasa hanya penting bagi linguistik, sejauh mereka membolehkan kita memahami aturan universal yang mendasari darimana keberagaman linguistik yang tampak dapat diturunkan.
Sebagai lawan dari teori formal dari aliran generatif, Teori fungsional tata bahasa mengajukan bahwa sejak bahasa secara dasarnya adalah suatu alat, strukturnya lebih baik dianalisa dan dipahami dengan referensi terhadap fungsi-fungsi mereka. Teori fungsional dari tata-bahasa berbeda dengan Teori formal tata-bahasa, di mana yang terakhir mencari untuk mendefinisikan elemen-elemen berbeda dari bahasa dan menjelaskan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain sebagai sistem aturan-aturan formal atau operasi-operasi, Teori Fungsional mencari untuk menentukan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh bahasa dan kemudian menghubungkan fungsi-fungsi tersebut dengan elemen-elemen linguistik yang membawa mereka. Kerangka dari Linguistik kognitif menginterpretasikan bahasa dalam bentuk konsep, terkadang universal, terkadang khusus terhadap bahasa tertentu, yang bergantung kepada bentuknya. Linguistik kognitif secara utama lebih memperhatikan tentang bagaimana pikiran membuat makna lewat bahasa.
tanda tangan