Media Pandang (Visual)

Media pandang berkaitan dengan indera penglihatan. Media pengajaran yang berupa alat bantu pandang(visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna dalam hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
 
Media pandang(visual) dibagi menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan media pandang berproyeksi. Media non proyeksi merupakan media yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sinar listrik atau proyektor. Sedangkan media berproyeksi yaitu Media pandang proyeksi merupakan salah satu kelompok media pengajaran yang dalam operasionalisasinya memerlukan proyeksi atau penyorotan dengan cahaya, sehingga bisa dipandang atau dilihat oleh pengguna media tersebut.

Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non –proyeksi, antara lain:
a) Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan. Daya guna dan daya pakai papan tulis sangat tergantung pada kreativitas guru.
 
b) Papan flanel
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema, kartu kata, dan semacamnya. Papan flanel biasanya dipasang di dinding atau digantung di antara dua buah kayu di bagian atas dan bawah.
 
c) Papan tali
Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil. Tali-tali tersebut dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali. Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.
 
d) Papan magnetis
Pada dasarnya penggunaan papan magnetis tidak berbeda dengan papan flanel, perbedaannya terletak pada sistem melekatnya barang-barang. Pada papan magnetis melekatnya disebabkan daya tarik magnetis, permukaan papan magnetis umumnya putih, sehingga dapat dipakai untuk menulis.
 
e) Wall chart
Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosa kata dan penyusunan kalimat.
 
f) Flash chart
Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15×20 cm sebanyak 30 sampai 40 buah. Bahan-bahan kartu ini terbuat dari kertas manila. Setiap kartu diisi dengan gambar berbentuk stick figure, yakni gambar yang berupa garis-garis sederhana, tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar ini tidak disertai dengan tulisan apapun. Media ini cocok untuk melatih keterampilan berbicara secara spontan dengan menggunakan pola-pola kalimat tertentu.
 
Media pandang berproyeksi merupakan media yang bersifat elektronik yang diproyeksikan yang terdiri hardware dan software. Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakkan pemakaiannya. Adapun yang termasuk media ini antara lain:
 
a. Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suat obyek transparan ke permukaan layar sehingga menghasilkan gambar yang cukup besar. Proyektor OHP merupakan hardware. OHP merupakan media yang apabila diisi dengan software yang berupa program dan transparasi. Transparasi adalah bahan bening bersifat tembus cahaya yang terbuat dari bahan polivinyl acetate atau cellofilm.
 
b. Slide
Slide merupakan gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Ukuran slide biasanya 2×2 atau 2×3 cm. Slide memiliki dua bentuk, yaitu pertama, bentuk tradisional yang lepas satu persatu, dan kedua bentuk baru yang dibungkus dalam tempat khusus lalu dimasukkan kedalam proyektor dan secara otomatis berputar seperti film biasa. Slide bisu merupakan slide yang tidak bersuara, sedangkan sound slide merupakan slide yang disertai suara. Slide tersebut menggunakan sinar lampu berkekuatan tertentu yang diproyeksikan melalui lensa ke permukaan lensa.
 
c. Film Strips
Media ini hampir sama dengan slide, letak perbedaannya pada slide, gambar-gambar yang diperoleh dari hasil pemrotetan tersebut merupakan satuan-satuan lepas, sedangkan pada film strip, gambar-gambar tersebut merupakan rangkaian dalam satu rol. film strip juga bisa ditampilkan dengan suara maupun tanpa suara. Suara yang dimasukkan dalam film merupakan penjelas isi. Selain suara penjelas isi film juga bisa berbentuk buku pedoman atau narasi tulis. 

d. Film Bisu
Media ini memproyeksikan rangkaian gambar-gambar positif secara kontinu dengan kecepatan putar tertentu, sehingga mengakibatkan seolah-olah gambar tersebut kelihatan bergerak. Media ini tidak memiliki karakteristik suara, maka pada waktu mempresentasikannya guru boleh menambahnya dengan komentar untuk keperluan tertentu, film ini juga bisa dibiarkan tanpa komentar guru. Media ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan ekspresi lisan maupun tulis.
 
e. Film Loop
Film Koo lebih pendek dari dari pada film bisu. Biasanya hanya mempresentasikan suat adegan tertentu atau suat gerakan tertentu saja. Umumnya film Koo ini tidak memiliki karakteristik suara, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan suara, sehingga memiliki karakteristik gambar, gerak dan suara.
tanda tangan