A. Pengertian Drama
Secara
Etimologi istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak atau bereaksi. Drama merupakan suatu pertunjukan
yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita
tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.
B. Sejarah Drama
Kebanyakan
dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah
buku yang berjudul A History of the Theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan
pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari
Mesir Kuno.
Teks
Piramid yang bertanggal 4000 SM adalah naskah Abydos Passion Play yang
terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau
bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk
action dan indikasi berbagai tokohnya.
C. Teori Asal Mula
Drama
Berikut
ini terdapat tiga teori asal mula drama, antara lain:
1. Teori
Pertama
Menurut
Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara religius primitif Yang
dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak
benih drama.
Para
pendeta sering memerankan mahluk super alami atau binatang dan kadang-kadang
meniru akting berburu, misalnya. kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ratus
dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi.
Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.
2. Teori Kedua
Teori
kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam
seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan
perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu.
Bagian
yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang
kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makin lama makin kurang penting,
muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas
panggung.
3. Teori
Ketiga
Teori
ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita.
Kisah–kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali
kisah–kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan
yang telah gugur.
Ketiga
teori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti
mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action.
Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.
D. Pembabakan Drama
Drama
yang memiliki muatan sastra mulai ada pada 1926, yaitu dengan lahirnya karya
Rustam Effendi yang berjudul Bebasari.
Boen
S. Umaryati membuat pembabakan drama sebagai berikut:
1. Periode
I976-1942 (periode kebangkitan)
2. Periode
1942-1945 (periode pembangunan)
3. Periode
1945-1950 (periode awal perkembangan)
4. Periode
1950-1965 (periode perkembangan)
Pada
periode kebangkitan, tema dan motif lakonnya sangat bersifat kepahlawanan,
pengungkapannya romantis dan idealistis. Sastrawan pada masa ini adalah sebagai
berkut
1. Rustam
Efendi, karyanya Bebasari
2. Muhammad
Yamin, karyanya Ken Arok dan Ken Dedes , Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
3. Sanusi
Pane, karyanya Airlangga, Kertajaya, Sandhyakala Ning Majapahit, dan Manusia
Baru
4. Armin Pane,
karyanya Lukisan Masa dan Setahun di Bedahulu
Periode
pembangunan merupakan periode yang produktif. Hal ini ditandai pula dengan
munculnya tema-tema romantis-realistis. Sastrawan pada masa ini adalah sebagai
berikut:
1. Dr. Abu
Hanifah (El Hakim), karyanya Taufan di Atas Asia, Dewi Reni, dan lnsan Kamil.
2. Usmar
Ismail, karyanya Citra, Libwan Seniman, dan Mutiara di Nusa laut. Idrus,
karyanya Jinak-jinak Merpati, Barang Tiada berharga, dan Antara Bumi dan
Langit.
E. Cara Membaca dan
Memahami Drama
Berikut
ini terdapat beberapa cara membaca dan memahami drama, antara lain:
1.
Menentukan Alur Dalam Naskah Drama
Setiap
cerita baik itu naskah drama ataupun cerpen mempunyai alur. Menarik dan
tidaknya sebuah cerita tergantung pada alurnya. Peristiwa yang terjadi secara
berurutan dari awal hingga akhir biasanya menggunakan alur maju. Adegan atau
cerita dari akhir menuju ke peristiwa semula menggunakan alur mundur atau
flashback dapat juga disebut back campuran. Alur campuran terdapat pada drama
atau novel. Naskah drama dapat juga beralur maju, mundur atau campuran.
2.
Menentukan Perwatakan Dalam Diri Tokoh
Dalam
kehidupan sehari-hari kita mengenal bermacam-macam penokoha. Sifat manusia yang
nyata dalam kehidupan, tercermin dalam cerita puisi yang berupa naskah drama.
Sifat tokoh yang keras, sombong, angkuh, egois terdapat pada tokoh antagonis
yaitu tokoh yang menjadi pesaing tokoh utama. Sifat tanggung jawab, baik hati
dan pengertian terdapat pada tokoh protagonis yaitu tokoh utama.
Kalian
pasti lebih berpihak pada tokoh protagonis, bukan ?? karena tokoh ini menjadi
tokoh idola bagi penonton. Jika kita melihat adegan drama atau sebuah film
pastinya membenci pada tokoh antagonis. Memang, tokoh antagonis perlu
dihadirkan dan juga merupakan tokoh pokok dalam cerita. Tanpa kehadiran tokoh
antagonis, maka cerita/drama itu tidak menjadi seru.
3.
Menentukan Amanat Dalam Teks Drama
Kalian
pastinya pernah mendapatkan amanat dari orang tua atau teman. Amanat yang kamu
terima seharusnya disampaikan sesuai dengan isinya. Amanat itu bersifat
langsung. Amanat yang bersifat tidak langsung terdapat pada naskah drama atau
cerita lain yang berbentuk novel, cerpen dan cerbung.
Pesan
atau amanat dalam teks drama berasal dari pengarang ditunjukan kepada pembaca
atau penonton melalui hasil dari pementasan. Pengarang dalam teks drama
diistilahkan skenario yaitu penulis teks drama.
F. Struktur Teks Drama
Adapun
struktur drama terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Prolog:
kata pendahuluan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran umum tentang
pelaku, konflik atau hal yang terjadi dalam drama.
2. Dialog:
percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan hal yang penting dalam
drama. Dalam drama harus ada penjiwaan emosi dan juga dialog disampaikan dengan
pengucapan kata serta volume suara yang jelas.
3. Epilog:
kata penutup yang mengakiri suatu pementasan drama. Epilog berguna untuk
merumuskan isi pokok drama.
Adapun
adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.
1. Orientasi:
memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi cerita, mengajukan konflik yang
akan dikembangkan dalam bagian utama cerita.
2. Komplikasi
atau bagian tengah cerita: pelaku uama menemukan rintangan-rintangan antara dia
dan tujuannya, mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk
menanggulangi rintang-rintangan tersebut.
3. Eksposisi :
Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi
diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil
menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
4. Raising
Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir
: Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan
Protagonis. Krisis diawali.
5. Complication
: Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan
meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil
akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis
tersudut.
6. Klimaks :
Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis.
Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi
perimbangan kekuatan antar kubu.
7. Resolusi :
Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh
baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi
yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan,
yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang
sudah diusung.
G. Jenis-Jenis Drama
Ada
beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk
pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan
penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah
drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8
jenis, antara lain:
1. Tragedi:
drama yang bercerita tentang kesedihan.
2. Komedi:
drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.
3. Tragekomedi:
perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
4. Opera:
drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
5. Melodrama:
drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
6. Farce:
drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.
7. Tablo:
jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan
suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
8. Sendratari:
gabungan antara seni drama serta seni tari.
Berdasarkan
dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain:
1. Drama
Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
2. Drama
Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai
hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
3. Drama
Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat
diraba.
4. Drama Film:
drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
5. Drama
Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
6. Drama
Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi
digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.
Jenis
drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama
berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain :
1. Drama
Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
2. Drama
Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.
H. Unsur-unsur Teks
Drama
Unsur-unsur
drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan
unsur-unsur ekstrinsik. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Unsur-unsur
Intrinsik Drama
Unsur
instrinsik ialah unsur yang membangun suatu drama. Dapat dikatakan, unsur ini
ialah komponen yang terdapat di dalam suatu drama. Bagan- bagian yang membangun
suatu drama.
Adapun
komponen- komponen yang membangun suatu drama yang dikatakan sebagai unsur
instrinsik ialah:
a.
Judul
Judul
merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. Dalam karya seni, judul memiliki
peranan penting yang dapat menunjukkan isi cerita secara singkat. Selain itu,
dengan melihat judul, kita akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari
suatu drama. Judul dapat menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut,
alur cerita, dan sebagainya.
Sebagai
contoh suatu drama berjudul “si manis jembatan ancol”, dari judul drama
tersebut kita dapat mengetahui tokoh utama dalam tersebut ialah “si manis”
penghuni jembatan ancol.
Setidaknya,
dari judul mampu membuat penasaran (red:
rasa ketertarikan) penonton meningkat. Oleh karena itu, judul merupakan unsur
kunci dalam suatu drama atau seni ainnya (buku, novel, dan lain-lain).
b.
Tema
Tema
merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat tema adalah ide pokok yang menjadi
dasar atau pokok utama dari drama. Dapat dikatakan tema sebagai “akar” pada
suatu drama. Dengan bertolakkan dari tema, unsur-unsur instrinsik drama
dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa mengikuti tema yang telah ditentukan,
seperti alur, pertokohan, latar, gaya bahasa, judul, dan lainya.
c.
Plot
Plot
atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa dari
tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita. Tahapan-tahapan
dalam alur meliputi
- tahapan
awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh- tokoh cerita
serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya.
- pemunculan
konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap
ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi.
Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini
pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.
- komplikasi,
tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semaki banyak insiden-insiden
terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama
pada alur cerita.
- Klimaks,
merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Ditahapan ini merupakan tahap
puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
- Resolusi,
merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka
teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap
pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan
muncul di tahapan ini.
- Akhir,
pada tahap ini adalahbagian the ending of the story, dalam tahap ini semua
konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.
Macam-macam
plot dalam suatu cerita yaitu:
- Alur maju
(prograsif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan
datang.
- Alur
mundur (regreasif), kebalikan dari alur progresif. Set cerita berjalan mundur,
yang mana masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada
masa lalu.
- Alur
campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga
dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini
mengungkakpakn konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan
penyelesaian di masa depan. Saling terkait satu sama lain.
d.
Tokoh cerita/ perwatakan
Tokoh
cerita meriupakan individu- individuyang memainkan peran, terlibat dalam cerita
atau konflik pada sebuah drma. Macam-macam tokoh dalam sebuah cerita:
- Berdasarkan
peran: tokoh utama (central) merupakan tokoh yang dikuatkan atau tokoh utama
dalam sebuah cerita atau drama. Sedangkan tokoh tambahan (figuran) merupakan
tokoh yang membantu atau mendukung cerita. Dalam cerita, dapat memiliki
beberapa tokoh utama, yang dapat dikenali dengan sering munculnya dalam cerita.
Sedangkan tokoh figuran hanya muncul beberapa scene, kehadirannya hanya untuk
menunjang cerita dari tokoh utama.
- Berdasarkan
watak, tokoh antagonis adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang penuh keliciikan,
jahat dan penyebab munculnya suatu konflik. Sedangkan tokoh protagonis,
merupakan tokoh yang mengalami konflik bersama tokoh antagonis.
- Berdasarkan
perkembangan, tokoh statis yaitu tokoh yang relative tetp tidak megalami
perubahan dari mulai cerita sampai akhir. Sedangkan tokoh yang berkembang ialah
tokoh yang mengalami perubahan seiring dengan konflik- konflik yang terjadi
pada alur cerita.
e.
Dialog
Dialog
merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Teknik dialog amat penting bagi
sebuah cerita. Masign-masing tokoh sangat dikuatkan denga dialog yang diucapkan
serta gaya atau mimik wajah.
f.
Konflik
Konflik
merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang terjadi pada suatu drama.
Konflik ini dialami oleh tokoh utama dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang.
Setiap drama atau cerita memliki konflik yang berbeda- beda. Konflik sebuah
drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan sebaiknya mampu mengajak
penonton seolah-olah larut dalam pertikaian yang terjadi antar tokoh (red: merasakan).
Konflik antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton semakin pensaran
dengan kelanjutan cerita dan bagaimana endingnya.
g.
Latar atau setting
Merupakan
tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung dalam alur cerita. Tak
hanya itu, latar mencakup peralatan, waktu, pakaian, budaya, serta yang
berhubungan dengan kehidupan para tokoh dalam cerita.
h.
Amanat
Tentu
dalam sebuah cerita ingin menyampaikan sebuah pesan-pesan moral kepada
penonton. Amanat ini disampaikan secara tersirat artinya tidak tertulis dalam
naskah namun dapat diambil hikmah dari alur, konflik cerita. Ini merupakan
bagian amat penting dan tidak boleh dilupakan dalam sebuah drama.
i.
Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya,
kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk
menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa komunikatif.
2.
Unsur Ekstrinsik Drama
Dibawah
ini terdapat beberapa pembagian dalam unsur Ekstrinsik, sebagai berikut:
1.
Biografi Pengarang
Seorang
pengarang karya sastra, harus dapat menjiwai isi karangan yang dibuat.
2.
Psikologi
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang. Psikologi juga
dikatakan ilmu berkaitan dengan proses-proses mental yang normal maupun yang
tidak normal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala
dan berbagai kegiatan jiwa. Jadi seorang pengarang harus mampu menguasai
psikologi karangan sastra yang dibuatnya.
3.
Sosiologi
Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial dan
proses-proses sosial. Pengarang menulis drama juga dipengaharui oleh status lapisan
masyarakat tempat asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.
I. Fungsi Drama
Berikut
ini terdapat beberapa fungsi drama, antara lain:
1. Melukiskan
watak tokoh-tokoh dalam cerita.
2. Mengembangkan
plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
3. Memberikan
isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
4. Memberikan
isyarat peristiwa yang akan datang.
5. Memberikan
komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
J. Ciri-ciri Teks Drama
Berikut
ini ciri-ciri teks drama yang harus kalian ketahui.
1. Seluruh
cerita berbentuk dialog, baik narator maupun tokoh.
2. Semua
dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Naskah
drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang harus dilakukan oleh tokoh
pemerannya.
4. Naskah
drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
5. Mesti ada
konfliks, aksi.
6. Drama harus
dilakonkan.
7. Tempo masa
kurang dari 3 jam.
8. Tidak ada
ulangan dalam satu masa.
K. Tahap-tahap bermain
Drama
Karena
rumitnya bermain drama atau teater, sehingga seorang pemain haruslah melakukan
tahapan-tahapan bermain drama atau teater di bawah ini:
a.
Casting (Pemilihan Pemain sesuai dengan watak);
b.
Pembacaan Naskah;
c.
Penghafalan Naskah;
d.
Penghayatan Naskah;
e.
Pengembangan latihan dengan improvisasi;
f.
Pementasan.
E. Hukum Panggung
Dalam
pementasan drama, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para pemain dari
drama itu sendiri. Peraturan itulah yang disebut dengan “Hukum Panggung”.
Berikut ini akan diuraikan hukum panggung yang ada dalam pementasan drama;
a.
Blocking
Seorang
Pemain hendaknya dapat mengatur diri saat berdiri di atas panggung, tidak
diperkenankan bagi seorang pemain untuk membelakangi penonton atau juri dalam
pementasan atau lomba drama.
b.
Backing
Pemain
harus dapat mengatur arah berdiri karena tidak boleh melakukan penyampingan
badan yang berdampak pada gerakan yang menutupi penonton. Misal : Ketika pemain
naik ke panggung, dan mengesampingi penonton, maka si pemain tidak
diperkenankan untuk melakukan gerakan tangan yang dapat menutupi penonton.
c.
Moving
Perpindahan
dilakukan karena adanya motivasi yang tepat untuk berpindah, Ketika Melakukan
perpindahan. Si pemain tidak boleh menutupi pemain lain yang sedang berdialog.
d.
Grouping
Pengelompokan
dimaksudkan untuk menyeimbangkan posisi panggung. Jangan melakukan posisi
penumpukan pada satu sudut, melainkan harus mnyeimbangkan kebeberapa sudut di
atas panggung.
e.
Crossing
Penyilangan
dilakukan untuk membagi gerak secara rapi, Penyilangan juga dilakukan pemain
untuk menghindari blocking dan penumpukan posisi pemain. Selain itu, arah
keluar harus sama dengan arah masuk.
F. Ciri-ciri Pementasan
Drama
Ada
kemiripan antara drama dan teater, namun dalam pementaan drama ada ciri-ciri
yang khas. Ciri tersebut sebagai berikut:
a. Dalam drama
vokal tidak harus kuat, karena diperkuat atau diambil oleh mikrofon,
b. Emosi tidak
perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera,
c. Make up
cukup tipis karena akan diperkuat oleh kamera.
d. Pengambilangan
secara partial atau sebagian-sebagian yang dipotong sangat pendek sesuai dengan
yang akan diceritakan, sehingga adegan yang salah bisa diulang-ulang hingga
mencapai seperti yang dikehendaki oleh sutradara
Latihan Soal
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Persiapan-persiapan
apa sajakah yang harus dikerjakan dalam pementasan drama?
2. Melalui apa
saja watak tokoh dalam drama dapat terungkap?
3. Dilihat
dari fungsi penampilannya, tokoh dalam drama dibedakan menjadi berapa?
Jelaskan!
4. Perlengkapan
apa yang diperlukan dalam pementasan drama?
5. Jelaskan
fungsi dari tata rias dan tata busana dalam pementasan drama!
Jawaban
1. a. tahap
persiapan
1)
Menghafal teks
2)
Memahami pengucapan dan lagu kalimat
3)
Memahami watak pelaku yang diperankan
4)
Memahami cerita secara keseluruhan
5)
Mempersiapkan panggung
b.
tahap pelaksanaan:
1)
Memerhatikan pengucapan dan lagu kalimat, serta teknik pernapasan
2)
Berakting sesuai dengan tuntutan karakter dan cerita
2. a. Tindakan
atau lakuan
b.
ujaran/ucapan
c.
pikiran, perasaan, dan kehendak
d.
penampilan sik
3. a. Tokoh
protagonis yaitu tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma atau
nilai-nilai yang ideal. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memberikan simpati
dan empati kepada penonton atau pembaca sehingga penonton atau pembaca
melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut.
b.
Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konik. Tokoh
antagonis merupakan lawan dari tokoh protagonis. Konik itu sendiri tidak harus
disebabkan oleh protagonis seorang atau beberapa orang, namun dapat disebabkan
oleh hal lain, misalnya lingkungan alam, lingkungan sosial, bencana alam,
aturan-aturan, norma-norma.
4. a. Tata
rias dan tata busana
b.
Perlengkapan panggung
5. Tujuan
penggunaan tata rias adalah untuk menciptakan wajah peran sesuai dengan
tuntutan lakon. Fungsinya, mengubah watak seseorang, baik dari segi sik,
psikis, maupun sosial serta memberikan tekanan dalam perannya. Tata rias sangat
mendukung karakter yang diperankan. Sedangkan tata busana juga memiliki fungsi
sama dengan tata rias, yaitu membantu aktor membawakan perannya sesuai dengan
tuntutan lakon. Tata busana dalam pementasan drama bertujuan sebagai berikut.
a.
Membantu mengidentikasi periode saat lakon dilaksanakan
b.
Membantu mengidividualisasikan pemain
c.
Menunjukkan asal usul dan status sosial tokoh yang diperankan
d.
Menunjukkan waktu peristiwa itu terjadi
e.
Mengekspresikan usia seseorang
f.
Mengekspresikan gaya pemain
g.
Membantu gerak-gerik aktor di pentas serta membantu aktor mengekspresikan
wajahnya.
Daftar Pustaka
http://azizvyan.blogspot.co.id/
https://balkopites.blogspot.com/2020/03/soal-esai-drama.html
https://today.line.me/id/v2/article/Ringkasan+Materi+Pengertian+Jenis+Unsur+unsur+dan+Struktur+Drama-L96nw2
https://www.artikelmateri.com/2016/05/drama-adalah-pengertian-jenis-unsur-ciri-intrinsik-ekstrinsik.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-drama/
http://gopengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-drama-jenis-jenis-drama-unsur-unsur-drama.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/unsur-unsur-drama-intrinsik-dan-ekstrinsik-lengkap.html
https://www.materibindo.com/2018/06/pengertian-struktur-jenis-unsur-ciri-drama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar