Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran 
diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, 
kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni
 ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan 
ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu 
lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa 
besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di 
sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau 
Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak 
paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
 
