Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru


Oleh : Karnoto
Stres merupakan fenomena psikofisik yang bersifat manusiawi, dalam arti stres itu bersifat inheren dalam diri setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Stres dialami oleh setiap orang, dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi.
Stres dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap individu. Pengaruh positif, yaitu mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatif, yaitu menimbulkan perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi; dan memicu berjangkitnya penyakit sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.
Walter Cannon, sekitar tahun 1932 mengemukakan bahwa manusia merespon peristiwa stres dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan dirinya, apakah melawan/mengatasi atau menghindar/melarikan diri dari stres (fight or fight response). Selanjutnya dia mengatakan bahwa ketikan individu mempersepsi adanya ancaman maka tubuhnya secara cepat mereaksinya melalui sistem syaraf simpatetik dan sistem endoktrin. Respon atau reaksi tubuh itu memobilisasi organisme untuk menyerang atau menghindari ancaman tersebut. Cannon berpendapat bahwa di satu sisi, respon atau reaksi fight-or-fight itu merupakan usaha organisme untuk beradaptasi, sebab melalui reaksi itu organisme dapat merespon ancaman secara cepat. Di sisi lain, stres itu dapat merugikan organisme karena menggangu fungsi emosi atau fisik, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan setiap saat. Apabila stres tersebut terus-menerus terjadi, berarti individu akan mengalami masalah kesehatan selamanya.
Sementara A. Baum (Shelley E. Taylor, 2003) mengartikan stres sebagai “pengalaman emosional yang negatif yang disertai perubahan-perubahan biokimia, fisik, kognitif, dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah peristiwa stres tersebut atau mengakomodasi dampak-dampaknya”.
Stres dapat muncul pada seluruh periode kehidupan manusia, baik pada masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja maupun pada masa tua. Penyebab stres pada bayi adalah lingkungan yang tidak ramah karena bayi harus menerima penyepihan dari ibunya, muncul peraturan baru, dan sebagainya. Dalam rangka penyesuaian terhadap lingkungan tersebut, bayi dapat mengalami stres. Sedangkan stres pada anak-anak dapat bersumber dari keluarga, sekolah maupun teman sepermainan. Salah satu sumber stres yang berasal dari sekolah, misalnya kurang berasilnya anak di bidang akademik. Sedangkan penyebab stres pada anak remaja pada umumnya disebabkan oleh kurang keberhasilan remaja tersebut terhadap lingkungan. Sementara stres yang terjadi pada orang dewasa lebih banyak disebabkan oleh kegagalan dalam hiudpnya.
Faktor Pemicu Stres
Pemicu stres dapat berasal dari berbagai sumber, yang dapat dikelompokkan menjadi (1) stressor fisik-biologik, seperti penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, wajah yang tidak cantik/ganteng, dan postur tubuh yang di persepsi tidak ideal (seperti terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk). (2) stressor psikologik, seperti negative thinking, frustasi, hasad (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan. (3) stressor sosial, dapat dari (a) iklim kehidupan keluarga, seperti broken home, perceraian, perselingkuhan, suami atau istri meninggal, anak yang nakal, sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang anggota keluarga mengidap gangguan jiwa, dan tingkat ekonomi yang rendah; (b) faktor pekerjaan, seperti kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK, perselisihan dengan atasan, jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan, dan penghasilan yang tidak sesuai; (c) iklim lingkungan, seperti maraknya kriminalitas, tawuran antarkelompok, harga kebutuhan pokok yang mahal, fasilitas air bersih kurang memadai, kemarau panjang, udara yang sangat panas/dingin, suara bising, polusi udara, lingkungan yang kotor, kemacetan lalu lintas, bertempat tinggal di daerah banjor atau rentan longsor, dan kehidupan politik dan ekonomi yang tidak stabil.
Terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan stres, Greenwood III dan Greenwood Jr (1976: 52-109) mengemukakan bahwa tubuh manusia merupakan sistem terbuka, yang dilengkapi dengan mekanisme homeostatik, yaitu kecenderungan untuk senantiasa memelihara kestabilan organisme, terutama setelah organisme mengalami gangguan. Faktor-faktor yang menggangu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam maupun dari luar. Faktor yang berasal dari dalam diri organisme adalah biologis dan psikologis, sedangkan yang berasal dari luar adalah faktor lingkungan.
Pada uraian di bawah ini dikemukakan sumber atau faktor-faktor penyebab stres pada diri guru, yaitu:
1.     Kesejahteraan hidup yang kurang terjamin, karena gaji, honor, atau penghasilan yang kurang layak, atau tidak mencukupi kehidupan sehari-hari.
2.     Iklim atau suasana kerja yang kurang nyaman atau kurang harmonis.
3.     Tempat kerja jauh dari rumah tempat tinggal, sehingga memerlukan ongkos yang cukup besar.
4.     Para siswa banyak yang tidak disiplin, keras kepala, atau nakal.
5.     Adanya kompetisi kurang sehat di antara kolega (antar guru-guru).
6.     Mempunyai penyakit yang kronis atau akut yang sangat mengganggu pekerjaannya.
7.     Mempunyai masalah di lingkungan keluarga sendiri yang sulit untuk dipecahkan.
8.     Kurang lancarnya atau sering terhambatnya jenjang karir/jabatan.
9.     Sering adanya potongan gaji atau honor yang diterimanya.
Karnoto, staf pengajar MA Wahid Hasyim Petarukan dan SMK Tunas Karya Comal.
tanda tangan